Morelia viridis
Nama : Green Tree Python (GTP)
Nama Latin : Morelia viridis
Morelia Viridis/GTP, Adalah sebuah spesies dari ular Python yang dapat ditemukan di New Guinea, pulau-pulau di Indonesia, dan Cape York Peninsula di Australia.
Deskripsi
GTP dewasa rata-rata 200-400 cm (3-4 kaki) panjangnya, dengan pertumbuhan maksimum, ada namun jarang yang mencapai ukuranr 8 kaki. Hewan ini memiliki lubang thermoreceptive. Ketika dewasa ular ini memiliki warna hijau yang mencolok.Pola warna jenis ini bervariasi dan menunjukan wilayah habitatnya. Pada habitat Aru misalnya adalah memiliki warna hijau cerah dan pada tulang belakang garis putih atau kuning yang melingkar. Titik-titik warna yang sama, atau bintik-bintik biru, dapat tersebar di tubuh (Bercak biru ini umumnya terdapat pada ular yang menginjak remaja). Warna biru terang (menyala) juga diketahui terjadi tetapi dianggap tidak umum pada usia ini, selain itu ada beberapa yang berwarna kemerahan, kuning dan oranye terang.
Filosofi
Spesies ini pertama kali dideskripsikan oleh Hermann Schlegel, pada tahun 1872. Dan meskipun Hoser Raymond mengklaim telah menggambarkan sebuah spesies turunan pythoni, Namun tidak ada yang mengenalinya saat itu, dengan sebutan Green Tree Python.
Rentang Geografis
Habitat ular ini banyak ditemukan di Indonesia (Misool, Salawati, Kabupaten Kepulauan Aru, Schouten Islands, sebagian besar Irian Barat), Papua Nugini (termasuk pulau-pulau terdekat dari permukaan laut ke ketinggian 1.800 m, Normanby Island dan Kepulauan Entrecasteaux d') dan Australia (Queensland sepanjang timur pantai Cape York). Untuk Seperti spesies local seperti jenis “Aru” yang bias ditemui/terdapat pada pulau Aru Indonesia
Habitat
Habitat utamanya adalah hutan hujan, semak-semak dan semak belukar.
Konservasi
Ancaman terbesar bagi spesies ini adalah perusakan habitat karena penebangan hutan. Pertumbuhan Ular ini juga banyak terdapat di hutan-hutan Papua, dan disana ular-ular ini juga sering dikonsumsi oleh penduduk local.
Perilaku
Diantara pepohonan, ular ini memiliki cara tertentu beristirahat di cabang-cabang pohon; mereka melingkar disebuah cabang dengan membentuk mirip sebuah pelana dan menempatkan posisi kepala mereka di tengah. Ciri ini memiliki kesamaan dengan BOA, Corallus caninus, Amerika Selatan.Kebiasaan ini, kadang membuat orang salah mengenalinya ketika berada habitat alami mereka.
Makanan
Menu makanan ular ini terdiri dari mamalia kecil, seperti tikus, burung dan kadang reptil. Pernah dilakukan percobaan mengenai pola makan ular ini dengan memeriksa isi perut dan terdapat lebih dari 1.000 hewan, namun tidak ditemukan bukti pernah memangsa unggas. Mangsa ditangkap saat bertengger dengan membelitkan tubuh pada cabang pohon, dan dengan seketika menyerang dengan rahangnya.
Reproduksi
Ular ini dapat menghasilkan 1-25 telur dalam satu periode. Telur-telur ini di erami oleh si betina, dalam alam liar biasanya terdapat pada ronga-rongga pohon. Anak-anak GTP yang baru menetas akan berwarna kuning jeruk dengan garis-garis/corak patah dan bercak ungu dan cokelat, dan kadang juga berwarna kuning emas, oranye/merah. Seiring waktu berjalan perubahan warna sebagai bentuk tanda bahwa hewan telah dewasa, warna dewasa tergantung pada wilayah binatang (beberapa jenis ini bias mencapai waktu bertahun-tahun untuk mencapai perubahan warna).
Pemeliharaan
Ular ini sering dibiakkan di penangkaran, meskipun mereka biasanya dianggap sebagai spesies yang sulit untuk ditangkarkan. Hal ini disebabkan oleh perlakuan khusus perawatan mereka, tetapi hal itu tidak menutup kemungkinan untuk dikembangbiakkan di penangkaran. Alasan kedua mereka dianggap susah untuk ditangkarkan karena ketika ditangkap dari alam liar ular sering membawa parasit dan jarang untuk bias dijinakkan, meskipun pembawaan ular ini terlihat tenang. Perawatan untuk ular jenis ini agak sedikit lebih spesifik daripada python kebanyakan.
Nama : Green Tree Python (GTP)
Nama Latin : Morelia viridis
Morelia Viridis/GTP, Adalah sebuah spesies dari ular Python yang dapat ditemukan di New Guinea, pulau-pulau di Indonesia, dan Cape York Peninsula di Australia.
Deskripsi
GTP dewasa rata-rata 200-400 cm (3-4 kaki) panjangnya, dengan pertumbuhan maksimum, ada namun jarang yang mencapai ukuranr 8 kaki. Hewan ini memiliki lubang thermoreceptive. Ketika dewasa ular ini memiliki warna hijau yang mencolok.Pola warna jenis ini bervariasi dan menunjukan wilayah habitatnya. Pada habitat Aru misalnya adalah memiliki warna hijau cerah dan pada tulang belakang garis putih atau kuning yang melingkar. Titik-titik warna yang sama, atau bintik-bintik biru, dapat tersebar di tubuh (Bercak biru ini umumnya terdapat pada ular yang menginjak remaja). Warna biru terang (menyala) juga diketahui terjadi tetapi dianggap tidak umum pada usia ini, selain itu ada beberapa yang berwarna kemerahan, kuning dan oranye terang.
Filosofi
Spesies ini pertama kali dideskripsikan oleh Hermann Schlegel, pada tahun 1872. Dan meskipun Hoser Raymond mengklaim telah menggambarkan sebuah spesies turunan pythoni, Namun tidak ada yang mengenalinya saat itu, dengan sebutan Green Tree Python.
Rentang Geografis
Habitat ular ini banyak ditemukan di Indonesia (Misool, Salawati, Kabupaten Kepulauan Aru, Schouten Islands, sebagian besar Irian Barat), Papua Nugini (termasuk pulau-pulau terdekat dari permukaan laut ke ketinggian 1.800 m, Normanby Island dan Kepulauan Entrecasteaux d') dan Australia (Queensland sepanjang timur pantai Cape York). Untuk Seperti spesies local seperti jenis “Aru” yang bias ditemui/terdapat pada pulau Aru Indonesia
Habitat
Habitat utamanya adalah hutan hujan, semak-semak dan semak belukar.
Konservasi
Ancaman terbesar bagi spesies ini adalah perusakan habitat karena penebangan hutan. Pertumbuhan Ular ini juga banyak terdapat di hutan-hutan Papua, dan disana ular-ular ini juga sering dikonsumsi oleh penduduk local.
Perilaku
Diantara pepohonan, ular ini memiliki cara tertentu beristirahat di cabang-cabang pohon; mereka melingkar disebuah cabang dengan membentuk mirip sebuah pelana dan menempatkan posisi kepala mereka di tengah. Ciri ini memiliki kesamaan dengan BOA, Corallus caninus, Amerika Selatan.Kebiasaan ini, kadang membuat orang salah mengenalinya ketika berada habitat alami mereka.
Makanan
Menu makanan ular ini terdiri dari mamalia kecil, seperti tikus, burung dan kadang reptil. Pernah dilakukan percobaan mengenai pola makan ular ini dengan memeriksa isi perut dan terdapat lebih dari 1.000 hewan, namun tidak ditemukan bukti pernah memangsa unggas. Mangsa ditangkap saat bertengger dengan membelitkan tubuh pada cabang pohon, dan dengan seketika menyerang dengan rahangnya.
Reproduksi
Ular ini dapat menghasilkan 1-25 telur dalam satu periode. Telur-telur ini di erami oleh si betina, dalam alam liar biasanya terdapat pada ronga-rongga pohon. Anak-anak GTP yang baru menetas akan berwarna kuning jeruk dengan garis-garis/corak patah dan bercak ungu dan cokelat, dan kadang juga berwarna kuning emas, oranye/merah. Seiring waktu berjalan perubahan warna sebagai bentuk tanda bahwa hewan telah dewasa, warna dewasa tergantung pada wilayah binatang (beberapa jenis ini bias mencapai waktu bertahun-tahun untuk mencapai perubahan warna).
Pemeliharaan
Ular ini sering dibiakkan di penangkaran, meskipun mereka biasanya dianggap sebagai spesies yang sulit untuk ditangkarkan. Hal ini disebabkan oleh perlakuan khusus perawatan mereka, tetapi hal itu tidak menutup kemungkinan untuk dikembangbiakkan di penangkaran. Alasan kedua mereka dianggap susah untuk ditangkarkan karena ketika ditangkap dari alam liar ular sering membawa parasit dan jarang untuk bias dijinakkan, meskipun pembawaan ular ini terlihat tenang. Perawatan untuk ular jenis ini agak sedikit lebih spesifik daripada python kebanyakan.
Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Morelia_viridis
0 komentar:
Posting Komentar